Tuan, perihal menemukan mu ialah salah satu keindahan dalam hidup ku yang malang ini.
hanya sekedar menyapa, senang bisa mengenalmu sejauh ini. Aku pun tak tau dalam pilu hidupku ini, cinta ialah hal yang sama sekali tak aku harapkan. Hari-hari hidup selalu ilir berganti, waktu malam hanya aku habiskan untuk memikirkan banyak kejadian yang ada di bumantara yang kata mereka fana, ntahlah aku pun tak tau sebenarnya seperti apa.
terlalu bosan rasanya aku hanya menjalani hidup seperti kapal kayu yang telah rapuh, hanya berdiam di tepi pantai melihat banyak sekali kejadian yang mungkin sedikit lucu?
terlalu berlarut dalam kehidupan, namun suatu hari aku melihat foto mu ada dilayar kaca ku, aku takjub melihat kamu yang begitu menawan, mampu membius mata sayu ku dengan berdetik waktu, dalam hati ku bergemuruh "akan kah aku bisa menempati ruang mu?", terlalu takjub dengan segala keistimewaan yang ada didalam foto itu, aku dengan segala keberanian ku namun sejujurnya aku ialah sang dayita yang sangat pemalu dan lugu, aku seperti sebuah bunga yang mekar dengan sumringah. " Hi! " sapa ku dengan sisa urat malu ku, aku tak berharap lebih namun apabila kamu membalas, tentu aku senang sekali rasanya!
1 detik
2 detik
3 detik
aku menunggu balasan itu, kantuk mulai menerpa ku namun aku beri jeda sedikit waktu, aku tunggu dan, ya! dia membalas. Aku sumringah, bahkan deburan ombak tak mampu mengalahkan rasa sumringah ku kala itu, bahkan miniatur senyum tak mampu mengalahkan senyum ku kala itu. "Hi" sosok menawan itu kembali menyapa ku, hanya dengan itu cakrawala ku kembali utuh, alam pun ikut menyetujui ku untuk membuka topik obrolan garing yang bisa aku berikan. Tuan, seorang menawan seperti mu ternyata memiliki humor bapak bapak ya? senyum ku merekah tak luntur membalas semua pesan yang kamu kirim kembali, kamu sangat menyenangkan! asmaraloka itu kembali hidup oleh mu.
semesta bergulir tak kenal arah, langkah langkah waktu selalu berlangkah, kicauan burung selalu berbunyi seiring berganti hari, hari-hari ku selalu berwarna dengan hadir mu, dengan kata kata bualan yang selalu kamu lontarkan, "menggemaskan" menggambarkan aku kata mu.
berdua, berlari, dan bermimpi. Tuan, kamu selalu bilang untuk ku, bermimpi dan meraih. Akan ku usaha kan semua mimpi yang selalu kau doa kan untuk gadis seperti ini.
tenggelam aku di rupamu, wahai tuan tak ada ruang dihati yang tersisa dihati ku. Semua nya aku berikan semua ruang yang aku punya untuk mu, kuingin sekali meraih mu wahai sosok kuat yang menawan itu.
nada bicara mu itu kian merayu, terbius aku nan terharu mendengar mu, terpaut oleh jarak aku tetap menyukaimu seperti aku menyukai nadin amizah, oh ya!
langit bumantara kian terkikis dengan cahaya tamaram jingga, ia senja. Setiap hari berputar, seiring berganti waktu, detik, menit, nan jam. Waktu bergerak seolah ia hampir tertinggal kereta.
Aku lupa, cara berfikir ku seperti jam ditoko tua yang tak pernah dijamah manusia, tak terawat, dan ditinggalkan oleh tuan nya begitu saja.
"Maafkan aku" kata yang sama sekali tidak terbesit dalam otak ku, jiwa ku mati, , bunga yang sumringah senang kian mati, mata yang bercahaya kian kembali redup, aku sayu.
Tuan, kalimat dan kata itu muncul, aku bingung.
"bahagia selalu ya" ucapkan dengan mata yang berair, pipi ku yang kian basah, kata bahagia yang penuh kemunafikan aku ucapkan.
malam itu, aku bergemuruh bersama bulan dan bintang yang menyaksikan aku sedih tenggalam.
tertidur dengan harapan kolase ingatan tentang sosok menawan itu hilang, pagi alarm berbunyi menggantikan kokok ayam yang terlewatkan.
sialnya, hidup tetap berjalan. Membuka mata, terima kenyataan, harapan ku sirna seperti debu diterpa angin.
tuan, perihal wajahmu yang menakjubkan, membius kedua bola mataku yang sayu. Aku relakan hari yang terlewatkan dengan suara merdu mu itu.
ingin ku peluk raga mu, ingin ku usap rambut mu yang hitam legan itu, ingin aku bersandar dibahu kokoh mu, ingin bertingkah manja di hadapan mu, tuan jika semua nya usai bagaimana dengan ruang di hati ku yang masih terisi penuh dengan sejuta nama mu?
tenggelam dilautan samudra pun tak akan membuat diri ku melupakan namamu, abadi direlung sukma ku, diri ku terbuai seutuhnya oleh mu.
terimakasih tuan atas semua doa indah yang kau ucapkan untukku, terimakasih atas waktu mu dengan ku.
dengan sisa ikhlas ku, bahagia selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar